Jadi Juga Pergi Ke Amsterdam

Sekitar bulan Oktober 2017, guru saya dari Belanda yang bekerja di AMC (Academisch Medisch Centrum) atau rumah sakit pendidikan pusat di Amsterdam, seorang ahli kanker kandungan juga, datang ke Surabaya untuk memberikan pengajaran rutin. Beliau menegaskan ulang untuk saya berangkat ke Amsterdam pada bulan Februari 2018. Untuk menempuh fellow di luar negeri memang salah satu kewajiban kami seorang staf Onkologi Ginekologi (kanker kandungan) di RSUD Dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dan tiba juga saatnya saya yang berangkat, maklum, saya staf paling muda hehehe..

Pendidikan selama 4 bulan ini tidak akan ditempuh dengan mudah seperti layaknya kita backpacking ke luar negeri untuk tujuan wisata, karena membutuhkan visa khusus yang disebut MVV visa atau panjangnya Machtiging tot Voorlopig Verblijf, nggak usah coba dibaca, liat aja udah pusing hahaha..

23 November 2017 sebuah perusahaan yang bernama VisaVersa menghubungi saya via email, ternyata perusahaan ini yang ditugaskan AMC, rumah sakit tempat saya magang nantinya, untuk mengurusi semua keperluan visa saya sampai akhirnya nanti saya bisa sampai di Belanda, enak juga ya. Ternyata banyak banget kebutuhan dokumen yang harus disiapkan, saya copy paste disini ya:

Documents
  • Copy of your passport - this includes the biographical page and all pages with stamps/visa;
  • Signed letter of invitation from your supervisor at the AMC. This letter must include at least the duration of your stay (dd/mm/yyyy - dd/mm/yyyy) and the purpose of your stay. The letter must be printed on AMC letter head and signed.
  • Project Proposal
  • Copy of your diploma’s. Please have these documents translated, legalized and apostle;
  • Birth certificate. Please have these documents translated, legalized and apostle - please note that this document is not needed at this moment, but you will need to bring it once traveling to the Netherlands;
  • Proof that you will have sufficient funds during your stay:
    • If you are self-funded please provide a English (or Dutch) bank account statement showing your actual balance or
    • If you receive a salary from the AMC: please have your supervisor state how much funds you will receive per month in the abovementioned letter or
    • If you are to receive a grant/scholarship, please provide a letter from the institution who is providing the fund stating the amount of funds that would be made available to you per month and for which period
  • Signed and filled out Appendix Antecedents certificate (see attachment);
  • Signed and filled out Appendix Declaration of intent to undergo a TB test (zee attachment);
  • If applicable a copy of an previous Dutch residence permit and or other residence permit from a Schengen country (front and back).
Langsung mendadak mules buat nyiapin ini semua, apalagi saya cuma punya 2 bulan buat ngurusi hiks2..

Singkat kata, saya urus semua itu dan dokumen baru bisa lengkap awal Januari 2018, akhirnya semuanya molor sekitar 1 minggu dari yang seharusnya.

Ternyata kesulitan saya tidak berhenti sampai di situ, 2 minggu sebelum keberangkatan saya menghubungi guru saya di Belanda untuk menyatakan permohonan maaf karena bakal terlambat 1 minggu, ehhh.... beliau bilang kalau kesulitan cari kamar untuk saya tinggal dengan istri, makin mules saya harus cari sendiri tempat tinggal di Amsterdam dalam 2 minggu. Salah satu kota yang paling susah cari tempat tinggal dan cuma 2 minggu. Apalagi cari yang buat 4 bulan hiks.. hiks..

Saya dan istri begadangan tiap malam cari penginapan, mulain dari airbnb, kamernet, duwo, pararius, apalagi dah namanya, mana hampir ketipu orang pakai phishing airbnb abal2.. fiuhh..

Akhirya saya putuskan saya berangkat lebih dulu dan tinggal di airbnb dekat rumah sakit, sambil mencari rumah di Amsterdam sambil menunggu istri datang. Pokoknya bodo amat deh, booking tiket, booking airbnb sambil ngurus semuanya di sana.

Alhamdulillah, Minggu, 11 February 2018 saya berangkat juga naik Garuda Indonesia direct dari Jakarta ke Amsterdam. Proses keberangkatan diantar anak istri, nggak tahan akhirnya saya mewek hehehe...



Penerbangan langsung ini akan menempuh waktu sekitar 14 jam, fiuhhh.. bisa bayangin rasanya badan pegel linu, saya dari awal minta seat emergency dan nempel jendela untuk mempermudah tidur dan buat selonjoran kaki saya yang panjang ini, ehhh... Alhamdulillah pesawatnya kosong, saya bisa pindah ke tempat duduk tengah dan kanan kiri saya kosongin. Akhirnya selonjoran deh.. Serasa naik first class wekekeke...



Makanan biasa aja sih, nothing special, tapi saya tetep cinta keramahan Garuda Indonesia, jadi ya, sebisa mungkin naik Garuda hehehe..

Next saya tulis tentang sesampainya di Amsterdam :)

Amsterdam yang dingin, 0 derajat, salju,
15 Februari 2018 jam 05:58 am nunggu shubuh

Hari Nugroho

Komentar

Postingan Populer