My First Weekend
Pindah ke tempat baru dan hidup di tempat baru pasti akan ada tantangan tersendiri. Apalagi sementara saya ini sendirian karena istri masih 10 hari lagi baru nyusul. Biasanya kalau di Surabaya, weekend biasanya pagi - pagi olahraga dulu, habis itu family time. Lha disini family time susah, orang nggak ada anak istri hahahaha.. Akhirnya saya coba weekend pertama ini buat ngelakuin beberapa hal dengan syarat:
1. Tidak mengeluarkan biaya banyak (maklum perantauan 4 bulan)
2. Ngelakuin hal baru yang menyenangkan, biar masih ada gregetnya
Untungnya, bro Ayodia, sahabat di Surabaya yang juga seorang ahli bedah urologi handal yang lagi sekolah di Leuven - Belgia menghubungi saya dan mengusulkan untuk ke Jordaan Saturday market. Wah cocok tuh, langsung naik metro ke kota dan meluncurlah ke sana Sabtu pagi.
Setelah googling "Jordaan Saturday Market", muncullah nama Lindengracht, yaitu area di Jordaan yang tiap Sabtu selalu dipakai buat pasar kaget, ada sekitar 230an toko menjual semua kebutuhan sehari-hari warga Amsterdam, mulai keju, sepeda dan segala aksesorisnya, street food, roti, apapun deh. Tempat ini less touristy, which is exactly what I need hahaha.. Nggak beli macem-macem sih, cuma makan stroopwaffle yang masih panas aja (soalnya murah) hehehe..
Setelah itu, saya cuma keliling-keliling aja disekitar sana, sambil cari-cari toko sepeda, maklum, demi penghematan dan tetep exercise, daripada naik metro terus, mau naik sepeda, toh ini kota dimana hampir semua jalan ada jalan khusus untuk sepeda dan pejalan kaki. Sangat nyaman. Saya tidak akan beli sepeda baru, bekas aja, nanti kalau mau pulang dijual lagi, karena kalau hilang nggak terlalu nyesel dan lebih murah dibanding sewa. Sepeda yang nantinya mau saya beli adalah urban bike, semacam city bike alias sepeda kebo gitu deh, mostly orang disini naik begituan.
Ternyata banyak banget toko sepeda di sini, maklum lah, jumlah sepeda di kota ini menurut statistik mereka hampir 2x lipat jumlah penduduknya. Ha? Iya bener, rata-rata 1 orang punya 2 sepeda. Saya tanya sama temen-temen saya di Rumah Sakit AMC tempat saya kerja, apa bener? Katanya nggak bener, karena dia aja punya empat. hahahaha...
Jadi memang sudah kultur, orang disini sangat mencintai sepedanya. So I will buy a bike and I will ride a bike here! Saya nggak pernah mau jadi turis kemanapun saya backpacking.
Oh iya satu lagi, sepeda yang saya cari nanti harus ada buat goncengannya, karena dipakai berdua sama istri. Maklum, istri nggak bisa naik sepeda hahahaha.. Asik juga nih, kaya jaman pacaran era 50an di Indonesia.
Harga sepeda bekas mulai 80 Euro atau sekitar 1,4 juta, hingga 200 Euro atau sekitar 3,5 juta untuk yang tampangnya masih keren dan masih mulus untuk tipe sepeda city bike ya. Disini jarang banget yang pakai sepeda bagus buat transportasi, apalagi pakai sepeda balap merk-merk terkenal, biasa cepet ilang ahahaha..
Mumpung di kota nih, nyempetin ke depannya Rapha cycling apparel shop. Rapha ini mungkin brand paling kelas atas kalau di cycling apparel. Mungkin sekelas orang kalau suka mobil punya Lamborghini kali ya. Nggak berani masuk deh, daripada nanti pingin, Liat-liat aja dari luar. Tar kalau deket-deket mau pulang masih ada sisa uang baru berani hahaha..
Pas saya masih di kota, kebetulan ada salah satu temen baik dari Surabaya yang tinggal di Alkmaar, salah satu kota kecil sekitar 40 km utara dari Amsterdam Whatsapp ngabari kalau mau ke Amsterdam dan ngajak ketemuan dan janji mau ngajak ke restoran Indonesia yang enak-enak, wahhhh... langsung iya deh, sudah kangen sambel sama nasi ini ahahaha..
Kami makan di Nyonya Malaysian Restaurant di daerah Red District, pesen nasi goreng dan mi goreng puedes pakai cabe dipotong potong, harganya lumayan sih, 12,5 Euro atau sekitar 200.000 rupiah hiks hiks.. tapi emang disini makan di restoran paling murah ya sekitar 5 Euro atau 85.000 lah. Jadi kalau bayar 12,5 Euro untuk makanan spesial kaya gini yang emang enak banget masih oke lah hahahaha.. Kalau mau mampir sini boleh liat mapnya disini.
Amsterdam, 18 Februari 2018
jam 14.40
Hari Nugroho
1. Tidak mengeluarkan biaya banyak (maklum perantauan 4 bulan)
2. Ngelakuin hal baru yang menyenangkan, biar masih ada gregetnya
Untungnya, bro Ayodia, sahabat di Surabaya yang juga seorang ahli bedah urologi handal yang lagi sekolah di Leuven - Belgia menghubungi saya dan mengusulkan untuk ke Jordaan Saturday market. Wah cocok tuh, langsung naik metro ke kota dan meluncurlah ke sana Sabtu pagi.
Setelah googling "Jordaan Saturday Market", muncullah nama Lindengracht, yaitu area di Jordaan yang tiap Sabtu selalu dipakai buat pasar kaget, ada sekitar 230an toko menjual semua kebutuhan sehari-hari warga Amsterdam, mulai keju, sepeda dan segala aksesorisnya, street food, roti, apapun deh. Tempat ini less touristy, which is exactly what I need hahaha.. Nggak beli macem-macem sih, cuma makan stroopwaffle yang masih panas aja (soalnya murah) hehehe..
Setelah itu, saya cuma keliling-keliling aja disekitar sana, sambil cari-cari toko sepeda, maklum, demi penghematan dan tetep exercise, daripada naik metro terus, mau naik sepeda, toh ini kota dimana hampir semua jalan ada jalan khusus untuk sepeda dan pejalan kaki. Sangat nyaman. Saya tidak akan beli sepeda baru, bekas aja, nanti kalau mau pulang dijual lagi, karena kalau hilang nggak terlalu nyesel dan lebih murah dibanding sewa. Sepeda yang nantinya mau saya beli adalah urban bike, semacam city bike alias sepeda kebo gitu deh, mostly orang disini naik begituan.
Ternyata banyak banget toko sepeda di sini, maklum lah, jumlah sepeda di kota ini menurut statistik mereka hampir 2x lipat jumlah penduduknya. Ha? Iya bener, rata-rata 1 orang punya 2 sepeda. Saya tanya sama temen-temen saya di Rumah Sakit AMC tempat saya kerja, apa bener? Katanya nggak bener, karena dia aja punya empat. hahahaha...
Jadi memang sudah kultur, orang disini sangat mencintai sepedanya. So I will buy a bike and I will ride a bike here! Saya nggak pernah mau jadi turis kemanapun saya backpacking.
Oh iya satu lagi, sepeda yang saya cari nanti harus ada buat goncengannya, karena dipakai berdua sama istri. Maklum, istri nggak bisa naik sepeda hahahaha.. Asik juga nih, kaya jaman pacaran era 50an di Indonesia.
Harga sepeda bekas mulai 80 Euro atau sekitar 1,4 juta, hingga 200 Euro atau sekitar 3,5 juta untuk yang tampangnya masih keren dan masih mulus untuk tipe sepeda city bike ya. Disini jarang banget yang pakai sepeda bagus buat transportasi, apalagi pakai sepeda balap merk-merk terkenal, biasa cepet ilang ahahaha..
Mumpung di kota nih, nyempetin ke depannya Rapha cycling apparel shop. Rapha ini mungkin brand paling kelas atas kalau di cycling apparel. Mungkin sekelas orang kalau suka mobil punya Lamborghini kali ya. Nggak berani masuk deh, daripada nanti pingin, Liat-liat aja dari luar. Tar kalau deket-deket mau pulang masih ada sisa uang baru berani hahaha..
Pas saya masih di kota, kebetulan ada salah satu temen baik dari Surabaya yang tinggal di Alkmaar, salah satu kota kecil sekitar 40 km utara dari Amsterdam Whatsapp ngabari kalau mau ke Amsterdam dan ngajak ketemuan dan janji mau ngajak ke restoran Indonesia yang enak-enak, wahhhh... langsung iya deh, sudah kangen sambel sama nasi ini ahahaha..
Kami makan di Nyonya Malaysian Restaurant di daerah Red District, pesen nasi goreng dan mi goreng puedes pakai cabe dipotong potong, harganya lumayan sih, 12,5 Euro atau sekitar 200.000 rupiah hiks hiks.. tapi emang disini makan di restoran paling murah ya sekitar 5 Euro atau 85.000 lah. Jadi kalau bayar 12,5 Euro untuk makanan spesial kaya gini yang emang enak banget masih oke lah hahahaha.. Kalau mau mampir sini boleh liat mapnya disini.
Amsterdam, 18 Februari 2018
jam 14.40
Hari Nugroho
Komentar
Posting Komentar