Sistem Kesehatan di Belanda (Part 2)

Saya sudah menulis dari sisi penerima layanan sistem kesehatan (pasien) dan pembiayaan (asuransi) di tulisan edisi sebelumnya, kali ini saya akan menulis dari sisi penyedia layanan, yaitu dokter.

Bagaimana dokter hidup disini? Apakah gaji tergantung dari jumlah pasien yang dikerjakan? Makin banyak pasien makin banyak penghasilan? TIDAK! Baca ilustrasi saya di bawah ini.


 Di Belanda (dan negara maju lainnya), jam konsultasi antara dokter dan pasien sudah ditentukan sebelumnya. Kalau bikin janji ya beneran jamnya sesuai dan slot dibatasi. Pasien baru diberi slot 30 menit dan pasien kontrol sekitar 20 menit. Sehari hanya menerima sekitar 12 pasien kontrol per dokter. Kenapa tidak diberi lebih dari itu? Di poli ginekologi onkologi RSUD Dr. Soetomo - Surabaya, tempat saya bekerja, pasien bisa mencapai 100 per hari dengan 2-3 dokter yang melayani. Sudah bisa dibayangkan bagaimana kualitas pelayanannya kan.

Hal seperti itu tidak hanya ternjadi di dunia kesehatan. Di Belanda mereka sangat menjaga kualitas layanan. Sehingga semuanya merasa puas. Saat saya pertama kali mencoba membuka rekening bank di Belanda, saya langsung aja datang ke Bank dan minta buka rekening. Ternyata nggak bisa. Harus bikin janji dulu. Tiap customer diberi waktu 30 menit dengan customer service untuk mendapatkan konsultasi dan layanan membuka rekening. Akhirnya saya dibuatkan jadwal untuk bertemu dengan customer service, paling cepat besoknya tapi di cabang yang agak jauh dari tempat saya tinggal. Ternyata layanannya sangat luar biasa. Tidak ada customer yang ngedumel nungguin antrian di kantor bank itu. Saya datang 5 menit sebelum waktu dan dilayani secara profesional. Hal itu juga yang terjadi dengan dunia kedokteran disini. Apakah cuma dokter dan Bank? No way, saya coba potong rambut di tempat yang agak bagusan aja harus online booking. Semuanya serba sangat terencana dengan rapi disini.

Dokter di Belanda mendapatkan gaji bulanan. Tidak bergantung terhadap berapa banyak pasien yang dia kerjakan. Kinerja dokter dievaluasi oleh kepala departemen tempat dia bekerja, atau pada kasus saya onkologi ginekologi, kepala divisi menentukan beban kerja dan membuat kesimpulan yang dilaporkan ke kepala departemen dan nantinya oleh direktur layanan rumah sakit. Tidak ada absen, bahkan mereka juga saling membackup apabila ada rekannya sakit atau sesimple ternyata harus jemput anaknya ke sekolah sebentar atau bahkan ambil rapot anak.

Di sini tidak ada praktek swasta, setelah selesai bekerja dari jam 07.30 sampai 17.30, mereka pulang ke rumah, dilakukan senin-jumat dan ada jadwal jaga malam tiap hari. Dokter jaga wajib di rumah sakit apabila jarak dari rumah ke rumah sakit lebih dari 15 menit. Dokter di sini sama halnya seperti profesi yang lain. Punya jam kerja yang layak. Punya kehidupan yang layak dan punya liburan yang layak. Dan pastinya punya penghasilan yang layak hahaha...

Berapa sih penghasilan dokter di Belanda?

Dari beberapa survey yang saya baca (dan saya kroscek dengan teman-teman saya dokter disini), gaji tertinggi per tahun dokter spesialis sekitar € 170.000,- (sekitar Rp 3M) dan dokter umum sekitar € 90.000,- (sekitar 1,5M). Atau kalau dikonversi ke bulanan dokter spesialis sekitar € 14.000,- atau Rp 240 juta dan dokter umum sekitar € 7.500,- atau Rp 125 juta. Banyak banget ya. Mungkin begitu lihat pertama ngeri hehehe..

Tapi harus diingat, gaji minimal regional disini berapa, saya nggak tau ini cara yang bener apa nggak sih buat ngebandingin gaji seseorang terhadap 'daya' hidup atau 'buying power' terhadap sesuatu di sekitarnya, tapi coba aja deh.

Makan paling murah kalau ke resto kecil atau kaya depot gitu deh, sekitar € 5 atau Rp 85.000,- ini udah kelas ngemper gitu kayanya, kaya makan pecel pinggir jalan deh, basic mungkin Rp 8.000,- ya kalau di tempat kita. Makan kaya restoran gitu sekitar € 15 paling murah atau sekitar Rp 250.000,-.
Nggak murah kan?

Apa terus gaji segitu yang mereka terima itu bersih? No Way! Mereka juga terkena potong pajak yang langsung terpotong oleh perusahaan yang memberi gaji. Besar potongan gaji maksimal adalah 52%. Belum lagi harus bayar uang pensiun, asuransi kesehatan wajib. Sehingga sisa uang yang bisa digunakan sekitar 40% dari gaji saja mungkin (asumsi saya). Jadi kalau jadi 40%nya, maka per bulan dokter spesialis paling senior terima bersih 144 juta per bulan dan dokter umum paling senior terima bersih 50 juta per bulan.

Sekarang kita bandingkan dari Upah Minimum Regional (UMR). Upah minimum regional di Amsterdam € 1.550,- atau sekitar Rp 25.000.000,-, yang berarti rata-rata gaji bersih dokter umum terbesar adalah 2 kali UMR dan gaji dokter spesialis sekitar 6 kali UMR. Kalau dibandingkan Surabaya yang UMK Rp3,6 juta maka mungkin padanannya gaji bersih terbesar dokter umum 7,2 juta per bulan dan spesialis 21,6 juta per bulan. Tapi inget ya, dengan gaji bersih segini, sudah termasuk asuransi kesehatan dan uang pensiun. Minimal per orang kalau ambil pension plan basic, bisa dapat € 1000 per bulan, minimal ya, rata-rata dokter sini ambil jauh lebih besar dari ini. Makanya nggak heran mereka bisa keliling dunia walaupun sudah enggak kerja.

Oh iya, perlu diinget juga, biaya sekolah mulai SD (8 kelas, mulai umur 4-12 tahun) sampai SMA rata-rata gratis, kalaupun bayar tambahan sekitar € 1000 per tahun. Tapi kalau sekolahnya private atau swasta bisa mahal banget ya. Jadi semuanya tercover, sesuatu yang perlu kita pikirkan dari gaji bersih yang kita terima adalah tempat tinggal, makan, biaya transportasi dan tentunya untuk hiburan. Tapi kalau saya jelaskan semuanya pasti makin heboh deh, karena semuanya tercover dengan baik.

from https://www.simplypsychology.org/maslow.html
Jadi inget diagram Maslow's Hierarchy of Needs, atau 5 hirarki tingkatan kebutuhan manusia. Pada tahun 1943Abraham Maslow, seorang Profesor bidang Psikologi di Amerika Serikat membuat teori tentang tingkat kebutuhan manusia. Pada dasarnya dari teori ini, manusia tidak akan membutuhkan kebutuhan di strata lebih tinggi apabila yang bawahnya belum tercukupi. Menurut saya pribadi (saya bukan psikolog ya), sangat setuju. Di negara maju, bagaimana mereka bisa bener-bener berkarya nggak mikir apa-apa. Mau kerja sama perusahaan yang dikasih gaji bulanan juga gpp. Gak dapet ceperan juga gpp. Ya karena semua kebutuhan terpenuhi. Yang mereka butuhkan mungkin aktualisasi diri. Memberkan yang terbaik untuk sesama. Bukan menjadi serakah cari uang sebanyak banyaknya, karena hal itu tidak berguna di negara itu, karena semuanya terpenuhi. Menurut saya sih.

Next, saya akan tulis betapa besarnya health service cost disini. Karena standar pelayanannya luar biasa bagusnya.

Amsterdam, 15 Mei 2018
16.54 mau pulang dikit lagi


Hari Nugroho

Komentar

Postingan Populer