Sistem Kesehatan di Belanda (Part 3)

Mahalkah pelayanan kesehatan di Belanda? Kalau dibandingkan di Indonesia jelas jauh lebih mahal. Coba saya bandingkan kamar operasi di sini. Semua kain untuk menutup untuk memperkecil lapangan pandang operasi menggunakan bahan sekali pakai. Tidak ada yang namanya kain (atau kita sebut linen) yang dipakai dan dicuci ulang untuk dilakukan sterilisasi. Semuanya menggunakan bahan sekali pakai.



Gaun untuk menutup tubuh dokter dan paramedis seperti foto saya diatas juga menggunakan bahan sekali pakai buang. Apakah di Indonesia tidak ada? Ada pastinya, hanya dipakai di Rumah Sakit Swasta karena biayanya sangat tinggi.

Banyak juga alat operasi disini menggunakan bahan sekali pakai, bahkan alat operasi yang dipakai berulang juga dicatat kapan belinya dan harus berhenti digunakan pada waktu tertentu walaupun belum rusak dan masih bisa dipakai. Apabila alat dirasakan oleh dokternya tidak bekerja seperti sebagaimana mestinya, langsung diinformasikan ke perawat yang bertugas, kemudian diberi label rusak untuk disisihkan.

Disinilah saya mulai mencoba mengumpulkan alat-alat rusak ini untuk dibawa pulang ke Indonesia untuk membantu Rumah Sakit Dr. Soetomo yang alatnya banyak yang rusak tapi pengadaan untuk beli baru susahnya setengah mati hahaha..






Lumayan deh selama 3,5 bulan lebih bisa mengumpulkan segini dan masih ada 2 minggu saya disini masih bisa dapet lebih banyak lagi mungkin hehehe.. Selama ini barang seperti ini disisihkan di sini dan dikirim ke Suriname, yang kita tahu bersama merupakan negara koloni Belanda yang masih menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa nasional mereka.

Karena semua bahan sebagian besar adalah bahan sekali pakai, maka setelah operasi pun dengan mudahnya barang-barang tersebut dimasukkan kantong plastik sampah besar untuk dibuang, kemudian petugas kebersihan datang untuk ngepel, operasi berikutnya langsung siap dalam waktu kurang dari 30 menit.

Kamar operasi buka dari jam 08-17 untuk kasus elektif, pernah bisa sampai 7 operasi kecil dalam pengalaman saya disini. Pernah juga hanya untuk 1 operasi yang super sulit (sering tepatnya), terus habis operasi kaya gini pulang rasanya sudah lemes dan pingin tidur (kok cari curcol hahahaha..).

Kamar operasi disini ada 20 untuk kasus elektif dan emergency. Kasus elektif jam 8-17 dan emergency kapan saja siap. di tengah tiap 6-7 kamar operasi, ada gudang besar isinya semua alat operasi, semua bahan habis pakai dan obat-obatan anestesi. Semua kotak alat dan obat ada barcodenya, semua alat yang dipakai harus discan menggunakan barcode scanner dan dimasukkan ke dalam sistem selama operasi berlangsung.

Ini gambar diatas adalah rak alat-alat operasi ginekologi. Jadi perawat tidak bingung mau cari alat ginekologi dimana. Apa saja alat yang disini adalah permintaan dokter dokter ginekologi


Detail list seperti gambar diatas.

Alat-alat ini tidak ada yang murah, bahkan alat-alat ini sangat mahal. Kenapa mereka bisa bayar? Karena pembiayaannya sangat besar dan setiap tindakan tidak memperhitungkan biaya tambahan untuk dokter ataupun paramedis karena semuanya bergaji tetap.

Dokter disini tidak pusing menggunakan alat disuruh hemat karena nanti plafon tidak cukup atau pasien bakal banyak keluar uang, yang penting apa yang terbaik untuk pasien dilakukan saja.

Saya kemudian tanya ke kepala perawat kamar operasi. Kenapa sih kok semuanya pakai bahan single use. Kan habisin uang, apa gak mending pakai bahan yang bisa dicuci aja, lebih hemat. Kemudian dia berkata kalau pakai bahan yang reuse, berarti dia harus mencuci semua bahan tersebut, mengumpulkan, melipat, sterilisasi, yang akhirnya malah boros di tenaga kerja. Malah mahal ternyata kalau dihitung di Belanda, karena tenaga kerja disini sangat mahal. Baru ngeh saya hehehe..

Alat operasi single use yang seharga €500 tinggal minta aja gak pakai mikir. Pakai obat-obatan mahal tinggal minta. Semuanya yang penting yang terbaik untuk pasien. Beban kerja dokter disini cuma mikir melayani pasien sebaik baiknya. Mereka dapat cuti sekitar 20-25 hari kerja per tahun dan tentunya mereka juga ada unofficial leave, dalam artian cuti diem-diem yang dibackup oleh sesama temen-temennya. Karena disini tidak ada absen fingerprint atau whatsoever, nggak masalah juga mau begitu, yang penting semua kualitas pelayanan dijaga dengan baik dan sampai sekarang tidak ada yang complain.


Amsterdam, 16 Mei 2018
09:16 am
Tidak ada operasi, bisa istirahat hehehe..



Hari Nugroho

Komentar

Postingan Populer